Untuk Panda

Kamu itu bagian dari salah satu makhluk bumi yang susah ditebak. Mampu mengerti orang lain, tetapi sulit dimengerti orang lain. Memang selebihnya orang hanya ingin mendengarkan dan mencari tahu. Setidaknya bilang, agar tidak menjadi pemikiran yang negatif. Tidak perlu menyalahkan apapun pada dirimu, itu punya kamu. Jadi, sepatutnya manusia tidak bisa disama ratakan. Ketika banyak kemungkinan yang bisa saja benar, mungkin saya bocah tidak mampu mengerti. Tidak mampu memahami perasaanmu seperti apa. Jujur, itu sulit. Saya tidak pandai, menjadi seperti dirimu. Mungkin kamu menerima, tetapi seperti kamu menyampaikan penolakan secara halus atas sikap saya. Ada poin yang harus tinggal, sisanya hilang ditelan malam. Bukan lagi bintang, kamu berdekatan seperti angin tetap saja sudah berdampingan sulit tergenggam. 
Saya tidak pernah tahu, jikalau kamu pun tidak bilang. Apalagi kamu beranggapan orang hanya ingin tahu, selebihnya sudah dan pergi. Memilahlah dengan baik, entah itu emosi atau pemikiran kamu yang mengarah ke sana. Dan saya hanya bisa menyalahkan diri, apa yang salah dengan saya. Bertanya-tanya, semakin kalut hingga tewas dalam pemikiran tidak karuan.
Saya sebegininya, terserah akan beranggapan belum seberapa. Jika dikata egois, saya sudah berusaha. Untuk mampu dari tidak itu sulit. Sudah saya bilang, kamu seperti langit. Tiba-tiba mendung, lalu terang. Ada apa sebenarnya, hujan pun ragu untuk turun. Jika memang dirundung pilu, katakanlah jangan membuat ragu apalagi bingung.
Tenang saja, walaupun semuanya tidak mudah. Inilah hidup. Saya akan selalu berusaha mengingat betapa hebatnya kamu dalam ingatan saya. Ada saja ucapan yang memang saya berusaha belajar. Ada bahu walau tidak seberapa, tetapi cukup untuk meringankan semua beban. Diam mu adalah resah mu.
Kamu, boleh saja terlihat kuat. Sebenarnya rapuh, lebih rapuh dari kebanyakan orang. Hanya saja, kamu terlalu pandai menutupi rapat-rapat semua isi dihatimu.

Komentar

Postingan Populer